Marhaban, acara mencukur rambut bayi 40 hari setelah kelahirannya, adalah sebuah tradisi yang kaya akan simbolisme dan budaya di Desa Tambang Ayam. Tradisi ini telah diwariskan secara turun-temurun, dan melibatkan berbagai elemen yang memiliki makna mendalam.
Untuk mempersiapkan marhaban bayi, berbagai simbol diperlukan: lilin, miniatur kapal seukuran bayi, telur, umbul-umbul uang kertas dan uang koin, serta kelapa. Setiap unsur ini memiliki arti khusus. Lilin melambangkan cahaya kehidupan, telur menggambarkan bayi yang baru lahir, sementara umbul-umbul uang mencerminkan harapan akan rezeki berlimpah. Kelapa, di sisi lain, menjadi simbol pertumbuhan yang tak terhentikan.
Uang-uang kertas diatur secara berurutan, dari yang terkecil hingga yang terbesar, dan ditancapkan pada kelapa. Untuk umbul-umbul telur, dekorasinya disesuaikan dengan jenis kelamin bayi: bunga-bunga cantik untuk bayi perempuan, dan motif seperti pesawat atau lainnya untuk bayi laki-laki.
Pada saat acara, bayi diletakkan di dalam miniatur kapal tersebut, diikuti dengan lilin, umbul-umbul uang yang tertancap di kelapa, dan telur. Doa-doa marhaban dibacakan dengan penuh harap.
Setelah itu, prosesi cukur rambut bayi dilakukan oleh tokoh-tokoh atau sesepuh sambil memegang bayi dan berdoa. Tradisi marhaban bayi bukan sekadar sebuah upacara, tetapi juga cerminan mendalam dari budaya dan makna di Desa Tambang Ayam.